Senin, 16 Juni 2008

SEANDAINYA............

Malam ini....aku ingin menikmati kesempatan yang sudah lama kuinginkan. Kubiarkan tangan ini menulusurinya....kubiarkan anganku...terus melayang dan berandai-andai. Seandainya...aku bisa memilikinya....seandainya aku bisa terus membawanya kemanapun aku pergi.....seandainya Allah memberikan kemudahan untukku memilikinya....seandainya dia menjadi milikku... takkan kubiarkan sekejap saja cerita dan ideku mengalir tanpa kuukir dengannya... terus saja tanganku menjelajahinya....mataku menikmatinya, Oh sungguh berbeda ketika ku lihat yang lain, bening.... 

Banyak teman-teman juga kesengsem ingin memilikinya.... Ust. Agus, Ust Eva, apalagi.... tapi tak apalah....yang penting malam ini aku harus gunakan sebaik-baiknya, kulewati detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, bersamanya... hanya bersamanya.

Eit..... jangan ngeres dulu.... Ini lho yang kumaksud, sebuah benda yang canggih, bentuknya ramping, gampang untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan ataupun gambar, untuk seorang penulis dia bisa menjadi teman "istimewa" .... ya "laptop" (tulisannya benar nggak yah?...)

Malam ini Omnya anak-anak baik hati meminjami aku laptop, padahal... dia sendiri sibuk dengan alat ini. Diajari cara pakainya,..Eh...ternyata beda lho...keybordnya lunak sekali, sekali pantul aja...yap, beda dengan komputer second ku...,yang bunyinya cethak...cethak....(tapi Alhamdulillah jelek-jelek punya sendiri). Layarnya yang begitu bening dan jelas... Oh merasa nyaman berada di depannya meskipun dalam waktu yang panjang.

Aku jadi ingat Ust. Eva....Ust....Jenengan bisa jadi penulis seperti Neno Warisman lho...dengan buku-buku tentang kisahnya mendidik anak-anaknya, tulisannya sederhana tapi bisa menjadi inspirasi bagi ibu-ibu muslimah, tapi bagaimana harus mulai menulis... malas, sibuk, kadang ide muncul di waktu dan tempat yang tidak seharusnya (...sebetulnya hanya alasan...orang yang malas menulis )

Tapi malam ini..., aku merasa telah menjadi penulis beneran di depan alat ini..., ya...mungkin karena obsesi yang kuat sekali...he....he....he, meskipun aku masih mengetik dengan sebelas jariku, yang juga masih belum hafal letak hurufnya, tanganku juga masih kaku menggunakan pengganti moustnya....ih....pokoknya memalukan deh...norak dan katrok...kata thukul.

Terus berandai....dan bermimpi .... sampai kantuk mendatangiku. Butuh stimulan untuk selalu menulis, butuh latihan, dan aku akan terus berusaha.... dan berusaha memilikinya. Amiin

TOKO KECILKU

Hari ini anak-anak sedang evaluasi, aku tidak masuk kelas, kusempatkan buka blog, lama nggak nambah tulisannya. Tapi sebelumnya wajib aku mampir dulu ke blog sahabatku "selalu riang", pasti ada yang baru.

Yap... benar sekali..., ghiroh menulisnya luar biasa..., tapi e...e... namaku kok disebut-sebut...ditangannya sebuah kisah sederhana jadi luar biasa, di tangannya cerita biasa jadi istimewa, sungguh karunia Allah yang luar biasa. Dan dari Dia aku mengenal e-mail, blog, Syukron ukhti...biar aku nggak jadi ustadzah "gaptek"

Terus kuikuti blognya...,ada yang menarik di sana...sebuah foto, seorang bapak yang dia ceritakan dan yang dia sanjung dalam tulisannya, tapi ... siapa gadis di sebelahnya ?...oh...ternyata si"mbarep"yang lagi digadhang cucu darinya

Dari ceritanya, aku teringat Ayahku dan masa-masa menjelang pensiunnya (Beliau seorang pegawai di Kodya Surabaya). Beliau rancang dan Beliau wujudkan dengan istri tercintanya, hasilnya sebuah toko kecil di depan rumahku. Ummiku yang seorang aktifis dan wiraswastawan seperti mendapat tambahan energi dari sang Ayah. Tidak ada keluhan...menghadapi masa pensiunnya, Ayahku bersemangat sekali seperti menyongsong hari-hari istimewanya. Dari "toko kecil" kami itulah aku banyak belajar. Belajar...bagaimana harus bekerja keras (toko kami pasti buka paling pagi "ba'da shubuh) untuk menyambut rizki yang sudah Allah sediakan, belajar...bagaimana harus bersabar ketika pendapatan toko mengalami penurunan, belajar...bagaimana harus ramah kepada pembeli karena mereka ibarat raja di toko kami, belajar... kreatif dan inovatif supaya toko kami ramai dikunjungi pembeli, belajar... bagaimana harus jujur dalam takaran dan timbangan, belaja... bagaimana harus konsekuen dengan perintah zakat. Subhaanallah...."toko kecilku" banyak memberikan pembelajaran bagiku bagaimana menghadapi dan menghargai kehidupan, selain juga memberikan tambahan finansial yang sangat berarti bagi kami enam bersaudara.

Aku dan "toko kecilku" mengiringi perjalanan kami sekeluarga, semua putra-putri ayahku menikah...sampai saat itu datang. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji'un... Ummiku tercinta meninggal dengan penyakitn yang tanpa diketahui sebelumnya telah menyertai Beliau menjemput ajalnya. Sekelebat.... bayang-bayang Beliau menyertaiku. Aku rindu Mi....satu setengah tahun Beliau meninggalkan kami....tak kuasa air mata ini aku tahan....Aku rindu Mi....terngiang pesan Beliau "jadilah orang yang bermanfaat, pesan itu selalu beliau bisikkan kepada kami putra-putrinya dan menantu-menantunya. Tak terasa terus air mataku mengalir....sampai anak-anak terheran-heran melihatku...Ustadzah menulisnya kok sambil menangis....biarlah nak...engkau masih belum tahu rasanya kehilangan, apalagi seorang ibu. Tiada lagi doa-doanya yang selalu kita inginkan, tiada lagi pelukan hangatnya yang bisa menghilangkan keresahan, perhatian manjanya....kenangan yang begitu indah... maaf aku tidak bisa lagi melanjutkan cerita tentang beliau...

Kembali lagi ke "toko kecilku", kini Ayahku tetap sibuk mengurusnya, selain organisasi dan ta'lim untuk menghabiskan hari tuanya, sekiranya Ayahku bahagia dan cukup, "ora usah mikir Ayah, cukup hasile toko lan duit pensiunan", kadang justru Ayahku yang ngasih aku dan cucu-cucunya uang saku kalo aku berkunjung ke rumah Beliau di Surabaya.

Mudah-mudahan Beliau bisa bahagia di hari tuanya, tanpa membebani anak-anaknya, tanpa didampingi lagi istri tercinta, Aku sebagai anak ... kebahagian apa lagi yang aku berikan kepada Ayahku selain bisa menjalani hidup dengan baik dan bisa membuat Beliau bangga. Allahumma Thowwil Umurohu wa Barik fi Umrihi...Amiin.